Muh. Yusuf

Ungkapan masyarakat madani dapat diberi makna masyarakat yang beradab, masyarakat yang berperadaban, atau masyarakat yang berbudaya, yang di dalamnya manusia benar-benar diperlakukan sebagai manusia

Senin, 06 November 2017

Contoh Laporan PBK Budidaya Kambing Etwa (PE) dan simulasi keuntungan ruQhy Trapsilo 2010.1



LAPORAN
PRAKTIK PEMBINAAN PROGRAM KEPEMUDAAN
TENTANG
PELATIHAN BUDIDAYA PE
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
Yang Dibimbing Oleh Bapak Drs. Sunarto Hapsoyo, M.Pd
Oleh
                                                                        NAMA   :  -
                                                      NIM          :  -
                                                      KELAS     :  VII / A
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ MALANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI S-1 PGSD
KELOMPOK BELAJAR DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TREN
LEMBAR PENGESAHAN

Judul                  : “PRAKTIK PEMBINAAN PROGRAM KEPEMUDAAN TENTANG      PELATIHAN BUDIDAYA KAMBING ETAWA (PE)”
Disusun Oleh   :
Nama              : -
NIM                 : -
Kelas               : VII / A
Pokjar              : Dinas Pendidikan Kabupaten Trenggalek
UPBJJ-UT         : Malang
Laporan ini telah diterima dan disahkan oleh tutor mata kuliah Pembelajaran
Berwawasan Kemasyarakatan pada :
Hari          : ………………………………
Tanggal    : ………………………………
Sebagai persyaratan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan Program S1 PGSD Guru Kelas Swadana Pokjar Dinas Pendidkan Kabupaten Trenggalek  UPBJJ-UT Malang  Tahun Akademik 2010.1
Telah diperiksa dan disetujui oleh:
Instuktur Mata Kuliah
Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan


Drs. Sunarto Hapsoyo, M.Pd
NIP.
Mengesahkan,
Kepala UPBJJ-UT Malang


Prof. Drs. Gatot Muhsetyo, M.Sc.

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
            Adanya penetapan kebijakan diberlakukannya otonomi daerah, setiap daerah didorong untuk mampu mengembangkan komoditas unggulan sebagai sumber pemasukan bagi pendapatan asli daerah. Salah satu komoditas yang digencarkan pemerintah melalui Kementerian Petenernakan adalah pada subsektor peternakan khusunya peternakan kambing.
            Indikator peningkatan pembangunan subsektor peternakan ini dapat dilihat dengan adanya indikasi bertambahnya populasi ternak pada komoditas yang ada. Menurut BPS Peternakan (2010) penyebaran populasi ternak (kambing) dari tahun ke tahun umumya terjadi peningkatan.
            Berdasarkan jumlah populasi dari tahun per tahun di provinsi Jawa Timur ini  masih terbuka lebar potensi untuk dikembangkannya sektor peternakan khususnya kambing.
          Berdasarkan klasifikasi biologinya, kambing digolongkan dalam kerajaan animalia, filum cordata, kelas kelompok mamalia, ordo Arthodactyla, famili Bovidae, sub famili Caprinae dan genus Capra. Berkembanganya tipe kambing diklasifikasikan berdasarkan produk utamanya seperti kambing tipe perah, tipe potong, tipe dwiguna ( gabungan tipe potong dan perah) yang disebut sebagai kambing etawa PE.
          Kambing jenis PE  ini merupakan kambing unggul asal Indonesia, hasil persilangan antara kambing kacang lokal dengan kambing Jamnapari asal India. Kambing PE memiliki kemampuan memproduksi susu sebanyak 1,5-3 liter per hari. Dengan kemampuan produksi susu tersebut maka kambing perah PE cukup signifikan untuk dikembangkan sebagai ternak unggulan. Selain itu, kambing PE pun sangat adaptif dengan topografi Kabupaten Trenggalek khususnya. Kambing jenis ini dapat dengan mudah beradaptasi dengan kondisi iklim dan lingkungan.
            Produksi daging kambing PE lebih tinggi dibandingkan dengan kambing kacang. Bobot badan Kambing PE jantan dewasa antara 65 – 90 kg dan yang betina antara 45 – 70 kg, dengan produksi susu bisa mencapai 1 – 3 liter/hari. Dalam pemeliharaannya kambing jenis PE ini tidak memerlukan lahan luas dan pembudidayaannya relatif mudah.
                        Kambing jenis PE juga sangat prospektif untuk usaha pembibitan. Harga anak kambing PE bisa 3 – 5 kali lipat harga anak kambing lokal. Kambing PE beranak pertama kali pada umur 16 – 18 bulan dan dalam waktu 2 tahun bisa beranak 3 kali jika diusahakan secara intensif dengan hasil anak kembar 1 – 3 ekor/induk. Atau dengan kata lain, kambing jenis ini memiliki produktivitas biologis yang cukup tinggi, yaitu 8-28% lebih tinggi dibandingkan sapi. Jumlah anak per kelahiran (litter size) bervariasi 1 sampai dengan 3 ekor dengan tingkat produksi susu yang melebihi dari kebutuhan untuk anaknya, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai produk komersial dan tidak mengganggu proses reproduksinya.
            Pada umumnya, pemeliharaan kambing jenis etawa PE ini masih dengan cara yang sangat sederhana yaitu di setiap halaman samping rumah dengan pola pemberian pakan yang tidak sesuai antara umur,berat badan tenak dengan kualitas dan kuantitas dari pada pakan tersebut. Atau dengan kata lain peternak hanya memberikan pakan seadanya (rumput hijau) tanpa adanya selingan penambahan vitamin dan zat gizi lainnya, seperti halnya yang terjadi di Desa Tanggaran Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek. Setiap keluarga pada umumnya memiliki 1 – 4 ekor kambing dan dipelihara dengan dikandangkan di samping rumah dan digembalakan di areal bekas panen atau lahan sawah.
            Padahal jika kita lihat potensi kabupaten Trenggalek atau pada skup kecil potensi yang ada di Desa Tanggaran Kecamatan Pule sangat mendukung untuk usaha peternakan kambing jenis ini. Potensi kelayakan tempat yaitu berupa kontur wilayah Desa Tanggaran Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek yang berhawa sejuk adalah sangat cocok untuk  untuk dilakukannya peternakan kambing jenis PE dalam skala besar maupun skala rumahan ( kecil dan menengah) dan potensi ketersediaan pakan ternak yang melimpah. Akan sangat merugi bila tidak ada sebuah upaya pemberdayaan[1] masyarakat Desa Tanggaran untuk memlihara kambing jenis Etawa PE ini.
            Menyimak dan memperhatikan sekilas paparan di atas, akhirnya muncullah gagasan untuk melakukan sebuah pemberdayaan melalui sebuah pusat pelatihan  kepemudaan mengenai  upaya pemberdayaan kambing jenis PE  pada masyarakat Desa Taggaran Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek. Pelatihan pemberdayaan pemeliharaan kambing etawa PE ini akan di fokuskan pada para pemuda yang ada di Desa Tanggaran tepatnya berlokasi yang berlokasi di RT. 07 RW 02 Dusun Krajan Desa Tanggaran dengan subyek pelatihan yaitu para pemuda usia produktif.[2]  
1.2  Tujuan Umum Pelatihan Pemberdayaan Kambing PE Kepala Hitam
          Setelah pelatihan selesai diharapkan para pemuda yang ada di Desa Tanggaran  Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek dapat meningkatkan potensi desa khususnya sektor peternakan subsektor peternakan kambing  unggulan yaitu kambing jenis etawa (PE) kepala hitam yang ada di desa Tanggaran secara memadai atau maksimal, serta guna mengembangkan jiwa kreatif, inovatif, wirausahawan, kepeloporan, dan kepemimpinan para pemuda Desa Tanggaran sebagai bekal ketrampilan dalam membangun desa.
1.3 Tujuan Khusus Pelatihan Pemberdayaan kambing etawa (PE) kepala hitam
1. Setelah pelatihan para pemuda (masyarakat) Desa Tanggaran dapat memahami dan menganalisis kelayakan usaha Kambing Etawa (PE) kepala hitam dari berbagai sudut pandang.
2. Memberi wawasan  tentang pemberdayaan Peternakan Unggulan yaitu kambing PE  kepala hitam dari aspek kelayakan finansial dan non finansial (aspek pasar/penjualan, ketrsedian pakan, manajemen, tenaga, dan lingkungan yang mendukung)
3. memberi wawasan dan pencerahan mengenai teknologi budidaya kambing PE terhadap perubahan dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi manfaat dan biaya dari usaha tersebut.
4. dapat memelihara kambing etawa dari proses pembibitan sampai pembesaran.
1.4   Alasan dan Manfaat Pelatihan
            Alasan pemilihan lokasi dan jenis Pelatihan Kepemudaan pemberdayaan kambing etawa (PE) jenis kepala hitam  di Desa Tanggaran RT. 07 RW. 02 Dusun Krajan dikarena dusun tersebut memiliki potensi pengembangan ternak kambing PE untuk sekala besar.
  Manfaat yang dapat diperoleh berdasarkan tujuan diatas adalah sebagai berikut :
    1.4.1.  Bagi penulis
 Merupakan suatu kesempatan untuk mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh di kampus Universitas Terbuka dan juga sebagai sarana sosialisasi tentang teknologi pemeliharaan kambing etawa PE di Desa Tanggaran Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek.
1.4.2. Bagi masyarakat dan desa tempat pelatihan
                        Praktik pelatihan pemberdayaan ternak kambing etawa (PE) ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut :
1.  Dapat memberikan informasi / wawasan / pencerahan mengenai cara pemeliharaan/ budidaya kambing etawa (PE) kepala hitam.
              2.      Memberikan informasi/wawasan/pencerahan mengenai sisi ekonomi dari  
pemeliharaan kambing etawa.
3.      Sebagai salah satu usaha yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan perbaikan ekonomi masyarakat Desa Tanggaran Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek.
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM 
2.1  Susunan Keanggotaan Pusat Pelatihan:
1. Pelindung :
1.    Bapak Jemiyo selaku Kepala Desa Tanggaran
2.    Bapak Sadiman sebagai tokoh lingkungan.
2. Ketua Pasat Pelatihan:
              Bapak Laman
3. Anggota Pelatihan/ Warga Belajar
1.      Saeno
2.      Sumardi
3.      Edy Mulyono
4.      Agus Mulyono
5.      Tabri
6.      Saelan
7.      Kasdi
8.      Jemari
9.      maryoto
10.  Lamijo


2.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
2.2.1. Tempat Pelaksanaan
                             Praktik pembinaan program kepemudaan pemberdayaan ternak kambing etawa (PE) kepala hitam ini diselenggarakan di rumah Bapak Laman selaku ketua dari pusat pelatihan dan juga salah satu peternak sukses dengan alamat beralamat di Dusun Krajan RT.07 RW.02 Desa Tanggaran Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek.
2.2.2. Waktu Pelaksanaan.
       Kegiatan ini dilaksanakan selama delapan  hari (terhitung dari mulai sosialisai sampai kegiatan praktek) yaitu tanggal 24 Mei 2010 sampai dengan 2 Juni 2010, pada pukul 9.00 WIB sampai selesai, dengan alokasi waktu sebagai berikut:
a. Jadwal sosialisasi program praktik pemberdayaan kambing etawa (PE)
No
Perte-muan
Hari/Tanggal
Tempat
Materi
Waktu
1.
-
senin,
24 Mei 2010
Balai  Desa Tanggaran
·  Konsultasi tentang persiapan pelaksanaan program dengan kepala Desa Tanggaran.
·  mengurus perijinan/ pengajuan proposal untuk mengadakan pelatihan kepemudaan pada Kepala Desa Tanggaran.
2 jam
2.
-
Selasa,         25 Mei 2010
Kantor UDP Kec. Pule
·  Konsultasi dengan pejabat pendidikan luar sekolah tentang pelaksanaan program praktek pemberdayaan etawa (PE)
2 jam
3.
-
Rabu,           26 Mei 2010
Rumah Bpk.laman
·  Penjaringan warga belajar yang akan dibina.
2 jam
4.
-
Kamis,           27 Mei 2010
Rumah Bpk. Laman
·  Pendatan ulang WB
·  Visitasi program meliputi:
a.     Penjelasan secara rinci tentang kambing etawa PE kepala hitam dari berbagai tinjauan/aspek.
b.     Penjelasan dan gambaran tentang pembuatan kandang, estimasi biaya yang dibutuhkan untuk  pembuatan  kandang dan penyediaan  bibit  kambing, beserta analisa asumsi keuntungan.
c.     Penjelasan tentang penyediaan pakan ternak yang bermutu(cukup nutrisi)
d.     Penjelasan tentang prospek/pangga pasar ternak dari kambing etawa(PE).
2 jam
b. Jadwal Pelaksanaan Praktek Warga Belajar
No
Perte-muan
Hari/Tanggal
Tempat
Materi
Waktu
1.
I
Sabtu,
29 Mei 2010
Rumah P.Laman
·   Orientasi lapangan berupa melihat langsung Peternakan milik P. Laman dilanjutkan pratik membuat kandang kambing etawa (PE).
5 jam
2.
-
Minggu,
30 Mei 2010
-
Praktik diliburkan
-
3.
II
Senin,
31 Mei 2010
Rumah P.Laman
1.Melajutkan Pembuatan kandang yang belum selesai.
2.evaluasi hasil
5 jam
4.
III
Selasa,
1 Juni  2010

1.pratik mengenai cara pemeliharaan kambing etawa yang meliputi: pencampuran pakan/ kombinasi pakan, pemberian pakan pada ternak, cara pembersihan kandang disertai penjelasan mengenai ciri bibit unggul, ciri hewan yang sedang sakit,tidakan prefentif dan cara penyembuhannya.
2.evaluasi hasil.
5 jam
5.
IV
Rabu ,        2 Juni 2010
Rumah
Laman
1Praktik pelatihan tata cara mengawinkan kambing, serta cara memerah susu kambing etawa.
2.evaluasi hasil
3.Perpisahan dengan Warga Belajar
5 jam

2.3.  Materi Pelatihan / Kegiatan
2.3.1 Gambaran Usaha Ternak Kambing etawa (PE) Kepala Hitam
1.  Faktor Teknis
                      Populasi kambing di Indonesia saat ini mencapai 7 juta ekor. Jumlah ini 76% diantaranya berada di Pulau Jawa. Kambing umumnya dipelihara dengan cara yang sangat sederhana di setiap rumah tangga pedesaan seperti halnya masyarakat Desa Tanggaran. Setiap keluarga pada umumnya memiliki 1 – 3 ekor kambing etawa (PE) kepala hitam yang dipelihara dengan dikandangkan di samping rumah dan digembalakan. Pakan yang diberikan setiap hari berasal dari rumput yang ada di seputar rumah.
2. Secara teoritis
                         (1) Kambing etawa PE dapat menghasilkan 2 – 5 (jika sudah dewasa) anak setiap tahu tahun. Reproduksi kambing dipengaruhi oleh tingkat kecukupan gizi yang ada.(2) Kebutuhan pakan kambing dipenuhi dengan rumput, selain rumput kambing juga memerlukan makanan tambahan berupa biji-bijian,sentrat,dedak, dan lain-lain untuk mempercepat pertumbuhannya. (3) Permintaan akan daging dan susu kambing yang masih sangat tinggi dan pemenuhan pasar sangat rendah.

  3. Alternatif Lokasi
                      Lokasi yang ideal bagi peternakan kambing PE adalah pada daerah dengan dukungan sarana transportasi yang memadai, bersuhu sejuk (sekitas 20 C) atau pada daerah dengan ketinggian dari permukaan laut lebih dari 600 m, dengan ketersediaan air bersih yang cukup. Wilayah pengembangannya adalah pada daerah dengan lama periode kering tidak lebih dari 4 bulan, sehingga ketersediaan hijauan dapat lebih terjamin[3].
                      Berdasarkan persyaratan tersebut, maka Desa Tanggaran Kecamatan Pule merupakan salah satu lokasi potensial untuk pengembangan peternakan etawa PE kepala hitam
4.  Pembiayaan dan Kelayakan Investasi Peternakan Kambing Etawa (PE) Kepala Hitam
          Investasi tetap yang diperlukan dalam pegembangan ternak kambing PE meliputi bangunan kandang, pembelian bibit betina dan jantan, sewa lahan[4],dan lain-lain. Sedangkan biaya operasional yang diperlukan dan dikeluarkan setiap tahunnya mencangkup biaya, pakan, obat, peralatan dan lain-lain.
Struktur pembiayaan dan investasi diperlihatkan dalam data di bawah:

a. Estimasi Input-Output Usaha Ternak Kambing Etawa PE Kepala Hitam(rupiah/ 2 tahun) Mulai awal Pembuatan Kandang.
1. Kangdang.[5]
·            Esbes 2m, 8 lembar                                      Rp. 350.000,00
·            Usuk                                                                Rp.  50.000,00
·            Reng                                                               Rp.   50.000,00
·            Bambu untuk alas dan penutup samping   Rp.   25.000,00
·            Paku                                                                Rp.   10.000,00
·            Bata untuk dasaran                                       Rp.  150.000,00
·            Pasir untuk dasaran                                      Rp.   100.000,00
·            Semen 3 sak                                                  Rp.  150.000,00
·            Kawat kasa sebagai (penyaring kotoran) Rp.    100.000,00
                                                                                                Rp.  985.000,00

2. Bibit 5 ekor X @ Rp.900.000[6]                                   Rp.4.500.000,00 
3. Pakan[7]                                                                        Rp.   800.000,00
Ø Total pengeluaran ( kandang+bibit+pakan)           Rp 6.285.000,00
4. Asumsi penjualan ternak[8] setelah dipelihara 2 tahun adalah:
1.Penjualan susu                                                        =Rp.   500.000,-
2.Penjualan betina afkir  4 ekor X @ Rp.2.500.000           =Rp. 10.000,000,-
3.Penjualan jantan afkir 1 ekor                                = Rp.    3.000.000,-
4.Penjualan anak                                                       = Rp   3.000.000,-
6.Penjualan pupuk                                                                 = Rp.  100.000,-
Total Penjualan                                                          = Rp. 16.600,000,-
5. laba bersih selama 2 tahun = Rp. 16.600.000,00 – 6.285.000,-
                                                                                                 = Rp.10.315.000,00
6. Laba per bulan[9]                                                           = Rp.   430.000,-


b. Peluang Usaha Bagi Peternak Kambing Etawa (PE)
                 Dari hasil analisis biaya dan investasi tersebut di atas, ternyata usaha peternakan kambing etawa (PE) kepala hitam dengan air susunya adalah Iayak secara teknis, ekonomis dan finansial untuk diterapkan/dilakukan di Desa Tanggaran Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek dan bila digeluti sungguh-sungguh dengan disertai sistem pemeliharaan yang intensif berupa penerapan teknologi sederhana berupa pembuatan kandang yang bersifat permanen dan hygines serta pemberian pakan yang seimbang, sehingga kematian anak dapat ditekan, reproduksi menjadi lebih baik membuat usaha ini dapat berjalan lebih efisien akan dapat menguntungkan bagi peternak Desa Tanggan.
                 Untuk ekspansi usaha bagi peternak tentunya terbatas, khususnya dalam hal pengadaan modal kerja. Dalam hal ini ada peluang bagi masyarakat Desa Tanggaran yang sangat terbuka lebar dengan membuat kemitraan usaha melalui sistem kelompok ternak yang yang dalam hal ini diketuai oleh Bapak Laman,
2.3.2 Pemeliharaan Kambing Etawa (PE)
a.  Ciri-ciri Kambing Etawa
 1. Postur tubuh tinggi, untuk ternak jantan dewasa gumba/pundak 90 – 110 cm dan betina 70 – 90 cm. Kaki panjang dan bagian paha ditumbuhi bulu/rambut panjang,
2. Profil (bagian atas hidung) tampak cembung
3. Telinga panjang (25 – 40 cm) terkulai ke bawah
4. Warna bulu umumnya putih dengan belang hitam atau coklat. Tetapi ada juga yang polos putih, hitam atau coklat.

b. Pemilihan Bibit
1. Bibit Kambing PE yang baik
• Sehat, tidak cacat fisik dengan nafsu makan besar dan aktif
• Bulu bersih dan mengkilat
• Dada lebar dan dalam, kaki kurus dan kuat
• Berasal dari keturunan kembardan induk tidak sedarah
2. Bibit Kambing PE jantan yang baik
• Postur tubuh tinggi besar dan gagah
• Kaki panjang dan tumit tinggi
• Alat kelamin normal dan nafsu sex besar
3. Bibit Kambing PE betina yang baik
• Bersifat keibuan dan pandai mengasuh anak
• Alat kelamin normal
• Mempunyai ambing yang simetris, kenyal dan tidak ada bekas luka
c. Perkembangbiakan
                               Perkawinan dapat menghasilkan kebuntingan bila dilakukan pada saat kambing betina dalam keadaan birahi. Kambing betina birahi pertama pada saat umur 6 – 8 bulan tetapi belum dapat dikawinkan menunggu dewasa tubuh pada umur 10 – 12. Sedangkan kambing jantan sebaiknya dikawinkan setelah umur 12 bulan.
Ø  Tanda – tanda birahi pada kambing betina antara lain:
1. Gelisah, tidak nafsu makan, ekor dikibas – kibaskan serta terus menerus mengembik.
2. Alat kelamin bengkak, berwarna merah serta mengeluarkan sedikit
      Lendir bening.
3. Masa birahi berlangsung selama 24 – 45 jam dan akan terulang dengan siklus 18 – 20 hari
Ø Bila kambing betina telah menunjukkan gejala birahi maka sebaiknya segera dikawinkan. Perkawinan dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Kawin alam
Kawin yang dilakukan dengan memasukkan kambing betina ke
kandang pejantan selama 2 hari
2. Kawin suntik / IB[10]
Kawin yang dilaksanakan dengan cara memasukkan sperma beku yang mutu genetiknya terjamin
Ø Adapun ciri-ciri kambing bunting antara lain:
1. Sejak dikawinkan gejala birahi tidak muncul lagi
2.Sikap tenang dan nafsu makan meningkat
3. Perut sebelah kanan membesar dan ambing turun
4. Suka menggesek-gesekkan badan ke dinding kandang
Ø Kambing bunting sebaiknya dipelihara terpisah dengan yang lain dengan cara memberi sekat agar tidak terganggu kambing lain dan lantai kandang harus kuat agar kambing tidak terperosok atau terpeleset.
               Masa Bunting kambing selama 5 bulan, anak yang baru lahir segera disusukan pada induknya agar mendapatkan colostrum yang berguna bagi pembentukan kekebalan tubuh.
Anak kambing disapih pada umur 3 bulan dan induknya dapat dikawinkan lagi sehingga dalam waktu 2 tahun bisa beranak 3 kali.

d. Pakan Ternak Kambing.
                        Secara umum ternak kambing setiap hari membutuhkan pakan hijauan sebanyak 10 % dari bobot badan, tetapi dalam pemberiannya 2 kali lipat karena kambing bersifat pemilih. Pemberian dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari.
                        Pemberian konsentrat diberikan untuk menambah dan melengkapi kebutuhan gizi dengan jumlah 1% dari bobot badan. Pemberian konsentrat dilakukan pada pagi hari. Untuk mencukupi kebutuhan mineral maka diberikan garam dapur yang ditempatkan pada wadah khusus yang ditempatkan pada wadah khusus dan kambing akan menjilati sesuai kebutuhan
Kondisi Pertumbuhan
Jumlah Pemberian (kg/ekor)
Konsentrat
Ampas tahu
Rumput
Dedaunan
Kambing laktasi
0,5
3
5
2
Induk bunting
0,25
3
5
2
Pejantan
0,5
3
6
4
anak > 8 bulan
0,25
1,5
2,5
2
Anak 5-8 bulan
0,1
1
1,5
1
Tabel 1. Jumlah Pemberian Pakan Berdasarkan Kondisi Pertumbuhan Kambing[11]
e. Perkandangan.
                        Kandang kambing PE idealnya berbentuk panggung dengan lantai dari lajur bambu atau papan yang dipasang berjajar dari depan ke belakang. Antara lajur diberi sela 1,2 cm agar kotoran serta kaki tidak terperosok. Kebutuhan ruang kandang kambing jantan dewasa 1,5 m x 1,5 m/ekor dan betina 1,5 m x 1 m/ekor.

Description: F:\jemari\desain-kandang-kecil-kambing-etawa-32.jpg
Gambar 2: Sketsa kandang kambing 1 bujur(Jemari/ 7B)
f. Produksi Susu Kambing Etawa[12]
                        Produksi susu kambing PE relatif tinggi dan berlebih jika hanya untuk mencukupi kebutuhan anak sehingga dapat dimanfaatkan untuk manusia. Kandungan gizi susu kambing yaitu protein 3,7 %, lemak 4,1 %, gula 4,6 % dan mineral 0,80 %. Susu kambing juga mempunyai khasiat sebagai berikut:
1. Membantu penyembuhan penyakit paru-paru (TBC, asma, flek)
2. Mencegah osteophorosis
3. Menanggulangi penyakit gatal pada kulit
4. Meningkatkan pertumbuhan dan kecerdasan anak
5. Mengencangkan dan menghaluskan kulit
6. Menambah gairah seksual.
g. Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Pada Ternak Kambing Etwa (PE)
1. Kurap/kudis (scabies)
·         Penyebab : perasit kulit (termasuk kutu)
·         Tanda-tanda : gelisah karena gatal, bulu rontok kulit merah dan menebal. Tempat yang sering di serang muka, telinga, pengkal ekor, leher dll.
·         Pencegahan : kebersihan dan pemisahan ternak sakit.
2. Kembung Perut (Bloat/Thympani)
·         Penyebab : gas yang timbul oleh makanan (rumput muda)
·         Tanda-tanda : perut sebelah kiri membesar, napas pendek dan cepat, tidak mau makan.
·         Pencegahan : jangan diberi rumput muda,berikan larutan gula merah dan asam jawa, keluarkan gas dengan cara mengurut-urut perut kambing.
2.3.3  Kerangka Pemikiran Operasional Peternakan Kambing Etawa PE
            Berdasakan dari beberapa asumsi-asumsi yang ada diatas dan berdasarkan keterangan langsung dari Bapak Lasman sebagai salah satu pelopor dan peternak yang sudah sukses kambing etawa (PE) kepala hitam dapat secara garis besar peternakan kambing etawa dapat dagambarkan melaui diagram alur sebagai berikut:













 








Gambar 3: Kerangka pemikiran operasional bertenak kambing etawa (PE) kepala hitam




2.4 Strategi dan deskripsi jalannya kegiatan dari awal hingga akhir kegiatan
No
Perte-muan
Hari/Tanggal
Tempat
Materi
Waktu
1.
-
senin,
24 Mei 2010
Balai  Desa Tanggaran
·  Konsultasi tentang persiapan pelaksanaan program dengan kepala Desa Tanggaran.
·  mengurus perijinan/ pengajuan proposal untuk mengadakan pelatihan kepemudaan pada Kepala Desa Tanggaran.
2 jam
2.
-
Selasa,         25 Mei 2010
Kantor UDP Kec. Pule
·  Konsultasi dengan pejabat pendidikan luar sekolah tentang pelaksanaan program praktek pemberdayaan etawa (PE)
2 jam
3.
-
Rabu,           26 Mei 2010
Rumah Bpk.laman
·  Penjaringan warga belajar yang akan dibina.
2 jam
4.
-
Kamis,           27 Mei 2010
Rumah Bpk. Laman
·  Pendatan ulang WB
·  Visitasi program meliputi:
a.     Penjelasan secara rinci tentang kambing etawa PE kepala hitam dari berbagai tinjauan/aspek.
b.     Penjelasan dan gambaran tentang pembuatan kandang, estimasi biaya yang dibutuhkan untuk  pembuatan  kandang dan penyediaan  bibit  kambing, beserta analisa asumsi keuntungan.
c.     Penjelasan tentang penyediaan pakan ternak yang bermutu(cukup nutrisi)
d.     Penjelasan tentang prospek/pangga pasar ternak dari kambing etawa(PE).
2 jam
5.
I
Sabtu,
29 Mei 2010
Rumah P.Laman
·   Orientasi lapangan berupa melihat langsung Peternakan milik P. Laman dilanjutkan pratik membuat kandang kambing etawa (PE).
5 jam
6.
-
Minggu,
30 Mei 2010
-
Praktik diliburkan
-
7.
II
Senin,
31 Mei 2010
Rumah P.Laman
1.Melajutkan Pembuatan kandang yang belum selesai.
2.evaluasi hasil
5 jam
8.
III
Selasa,
1 Juni  2010

1.pratik mengenai cara pemeliharaan kambing etawa yang meliputi: pencampuran pakan/ kombinasi pakan, pemberian pakan pada ternak, cara pembersihan kandang disertai penjelasan mengenai ciri bibit unggul, ciri hewan yang sedang sakit,tidakan prefentif dan cara penyembuhannya.
2.evaluasi hasil.
5 jam
9.
IV
Rabu ,        2 Juni 2010
Rumah
Laman
1Praktik pelatihan tata cara mengawinkan kambing, serta cara memerah susu kambing etawa.
2.evaluasi hasil
3.Perpisahan dengan Warga Belajar
5 jam














BAB III
TEMUAN DAN HASIL



3.1 Temuan / Hasil  Evaluasi Proses
3.1.1. Praktik Hari Pertama dan Kedua[13]
No
Nama
Evaluasi proses
Jml
Keaktifan
Kerja sama
Kebera-
nian
Produkti-
fitas[14]
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3

1.
Saeno


3


3


3

2

11
2.
Sumardi
1


1


1


2


5
3.
Edi Mulyono

2



3


3

2

10
4.
Agus Mulyono

2


2


2


2

8
5.
Tabri
1


1


1


1


4
6.
Saelan


3


3


3

2

11
7.
Kasdi
1


1



2

1


5
8.
Jemari

2



3


3


3
11
9.
Maryoto
1



2


2


2

7
10.
Lamijo

2


2



3


3
10
*penilaian berdasarkan pengamatan praktik pertama pada hari kamis tanggal 29 & 31 Mei 2010



3.1.2. Pratik Hari Ketiga
No
Nama
Evaluasi proses
Jml
Keaktifan
Kerja sama
Kebera-
nian
Produkti-
fitas
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3

1.
Saeno


3


3


3


3
12
2.
Sumardi

2


2


2


2

8
3.
Edi Mulyono


3


3


3


3
12
4.
Agus Mulyono


3

2



3

2

10
5.
Tabri
1



2


2

1


6
6.
Saelan


3


3


3


3
12
7.
Kasdi

2


2


2


2

8
8.
Jemari


3


3


3


3
12
9.
Maryoto

2


2



3


3
10
10.
Lamijo


2


3


3


3
11
*penilaian berdasarkan pengamatan praktik kedua pada hari Sabtu tanggal 1  Juni 2010

3.1.2. Pratik Hari Keempat

No
Nama
Evaluasi proses
Jml
Keaktifan
Kerja sama
Kebera-
nian
Produkti-
fitas
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3

1.
Saeno


3


3


3


3
12
2.
Sumardi

2


2


2


2

      8
3.
Edi Mulyono


3


3


3


3
12
4.
Agus Mulyono


3

2



3

2

10
5.
Tabri
1



2


2

1


6
6.
Saelan


3


3


3


3
12
7.
Kasdi

2


2


2


2

8
8.
Jemari


3


3


3


3
12
9.
Maryoto


3


3


3


3
12
10.
Lamijo


3


3


3


3
12
*penilaian berdasarkan pengamatan praktik ketika pada hari Senin tanggal 2 Juni  2010


Indikator penilain evaluasi proses:
Keaktifan         ====>     Nilai :     1. Pasif dalam mengikuti kegiatan
                                                         2. Aktif dengan bimbingan tutor
                                                         3. Aktif tanpa bimbingan tutor
Kerjasama       ===>        Nilai:      1. Sulit bekerjasama
                                                         2. Bisa bekerjasama
                                                         3. Senang membantu teman
Keberaniaan    ===>        Nilai:      1. Belum  berani praktek
                                                         2. Berani praktik dengan bimbingan tutor
                                                         3. Berani praktik tanpa bimbingan tutor
Produktifitas    ===>        Nilai:      1. Apabila 3X pratik belum berhasil
                                                         2. Apabila 2X pratik belum berhasil
                                                         3. Apabila 1X pratik belum berhasil
Skor nilai:       1.       X  10 = 10                 7.      X  10 = 5          
                         2.         X 10 = 9,2                8.      X  10 = 4,2
                         3.         X  10 = 8,3                9.      X  10 = 3,3
                         4.         X  10 = 7,5                10.    X  10 = 2,5
                         5.  X  10 = 6,7                11.    X  10 = 1,6
                         6.         X  10 = 5,8                12.    X  10 = 0,8
Rentang nilai: 1.       9,2 – 10 = sangat baik
                         2.       8,3 – 9,1 = baik
                         3.       7,5 – 8,2 = cukup
                         4.       6,7 – 7,4 = kurang
                         5.         0 – 6,5 = sangat kurang
Skor / Rata-Rata  =  
Nilai Akhir            =   X  10

Hasil akhir pengamatan praktik I, praktik II, dan praktik III adalah sebagai berikut:
No.
Nama
Praktik
I
Praktik II
Praktik III
Jmlh
Skor /
rata-rata
NA
Ket.
1.
Saeno
11
12
12
35
11,7
9,7
Sangat baik
2.
Sumardi
5
8
8
21
7
5,8
Sangat kurang
3.
Edi M.
10
12
12
34
11,3
9,4
Sangat baik
4.
Agus M.
8
10
10
18
6
5,0
Sangat kurang
5.
Tabri
4
6
6
16
5,3
4,4
Sangat kurang
6.
Saelan
11
12
12
35
11,7
9,7
Sangat baik
7.
Kasdi
5
8
8
21
7
5,8
Sangat kurang
8.
Jemari
11
12
12
35
11,7
9,7
Sangat baik
9.
Maryoto
7
10
12
29
9,7
8,1
cukup
10.
Lamijo
10
11
12
33
11
9,2
Sangat baik
3.2. Temuan Hasil
            Berdasarkan pengamatan selama praktik yang diselengarakan selama 3 hari diperoleh gambaran umum   bahwasannya warga belajar telah menguasai materi pelatihan. Hal ini dikarenakan pemeliharaan kambing bukanlah hal yang asing bagi mereka, serta warga belajar mampu membuat kandang kambing etawa (PE).
Hal tersebut tercermin dari kemampuan unjuk kerja warga belajar dalam menyerap materi untuk diaplikasikan dalam praktik langsung. Lebih rinci gambaran warga belajar dalam unjuk kerja adalah sebagai berikut: 
1.      Mampu menyebutkan komposisi(kualitas),jumlah asupan pakan berdasarkan berat badan ternak kambing etawa (PE) dengan benar.
2.      Menjelaskan cara membuat kandang yang sehat buat kambing dengan benar.
3.      Menjelaskan langkah-langkah pemilihan bibit, pengobatan, pemberian pakan ternak, pembersihan kandang  beserta ternaknya dengan benar.
4.      Mempraktiktakan cara-cara pencampuran pakan dengan memperhatikan perbandingan komposisi zat pada pakan, jumlah pemberian pakan sesuai berat badan hewan,  cara membersihkan kandang dan ternaknya dengan benar.
       3.3. Pembahasan                                                       
                  Berdasarkan hasil pengamatan, secara garis besar para peserta pelatihan(warga Belajar) mempunyai unjuk kerja yang baik, skill mumpuni serta aktif bertanya tentang hal-hal yang belum mereka pahami kepada P. Lasman .
                  Adapun secara detail gambaran dari unjuk kerja yang didasarkan pada evaluasi proses[15] pada praktik pertama, kedua, dan ketiga adalah sebagi berikut:



1.    Saeno
Memiliki kerjasama yang sangat baik, dapat aktif, memiliki jiwa kepemimpinan, bisa bekerja sama (team work) dan memiliki keberanian dengan bimbingan tutorserta unjuk kerja yang baik.
2.  Sumardi
            Pasif dalam mengikuti kegiatan, sulit bekerjasama, keberanian sangat kurang dan produktifitas sangat rendah.
3.  Edy Mulyono
            Memiliki keaktifan, kerjasama, berani mencoba tanpa bimbingan tutor, namun dari segi hasil / produktifitas agak rendah,memiliki jiwa wirausahawan yang tinggi.
4.  Agus Mulyono
            Berani mencoba, cukup aktif dalam selama praktik berlangsung, namun kurang bisa bekerjasama dengan warga belajar yang lain serta dari segi produktifitas perlu ditingkatkan.
5.  Tabri
            Sangat pasif, kurang bisa bekerjasama atau kolektifitas perlu ditingkatkan, serta perlu bimbingan tutor untuk pratik.
6.  Saelan
            Rajin, aktif, mampu bekerjasama dengan warga belajar lain, serta memiliki keberanian dan produktifitas yang tinggi..
7. Kasdi
            Cukup berani dalam melakukan kegiatan praktik, mempunyai  namun dari sisi kerjama dan produktifitas masih agak rendah, terbukti pencampuran pakan ternak kurang sesuai dengan kandungan zat gizi dari masing-masing bahan.
8. Jemari
     Mempunyai keberanian dan tanggung jawab yang tinggi, punya jiwa leader ship, mampu bekerjasama.
9. Maryoto
     Punya kemampuan awal yang kurang menyakinkan, akan tetapi pada praktik hari ketiga terjadi peningkatan yang signifikan dalam hal produktifitas, kerja sama atau dengan kata lain mampu mencerna materi dengan baik.
10.Lamijo
     Unjuk kerja meyakinkan, punya jiwa wirausaha yang tinggi, aktif bertanya mengenai hal-hal yang kurang dimengerti.
3.4  Gambaran Keaktifan
            Cara merespon / cara mempraktekkan petunjuk yang diberikan dan antusiasme untuk datang mengikuti kegiatan.
No
Nama
Respon Materi
Antusiasme
1.
Saeno
1.Mudah menerima materi.
2.Dapat mempratikkan dengan benar.
3.Hasil kerja cukup bagus,produktifitas tinggi.
1.Aktif, kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
3.Terampil dan cekatan dalam melaksanakan tugas.
2.
Sumardi
1.Mudah menerima materi.
2.Dapat mempratikkan dengan benar.
3.Hasil kerja cukup bagus,produktifitas tinggi.
1.Aktif, kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
3.Terampil dan cekatan dalam melaksanakan tugas.
3.
Edy Mulyono
1.Mudah menerima materi.
2.Dapat mempratikkan dengan benar.
3.Hasil kerja cukup bagus,produktifitas tinggi.
1.Aktif, kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
3.Terampil dan cekatan dalam melaksanakan tugas.
4.
Agus Mulyono
1.Mudah menerima materi.
2.Dapat mempratikkan dengan benar.
3.Hasil kerja cukup bagus,produktifitas tinggi.
1.Aktif, kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
3.Terampil dan cekatan dalam melaksanakan tugas.
5.
Tabri
1.Mudah menerima materi.
2.Dapat mempratikkan dengan benar.
3.Hasil kerja cukup bagus,produktifitas tinggi.
1.Aktif, kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
3.Terampil dan cekatan dalam melaksanakan tugas.
6.
Saelan
1.Mudah menerima materi.
2.Dapat mempratikkan dengan benar.
3.Hasil kerja cukup bagus,produktifitas tinggi.
1.Aktif, kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
3.Terampil dan cekatan dalam melaksanakan tugas.
7.
Kasdi
1.Mudah menerima materi.
2.Dapat mempratikkan dengan benar.
3.Hasil kerja cukup bagus,produktifitas tinggi.
1.Aktif, kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
3.Terampil dan cekatan dalam melaksanakan tugas.
8.
Jemari
1.Mudah menerima materi.
2.Dapat mempratikkan dengan benar.
3.Hasil kerja cukup bagus,produktifitas tinggi.
1.Aktif, kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
3.Terampil dan cekatan dalam melaksanakan tugas.
9.
Maryoto
1.Mudah menerima materi.
2.Dapat mempratikkan dengan benar.
3.Hasil kerja cukup bagus,produktifitas tinggi.
1.Aktif, kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
3.Terampil dan cekatan dalam melaksanakan tugas.
10.
Lamijo
1.Mudah menerima materi.
2.Dapat mempratikkan dengan benar.
3.Hasil kerja cukup bagus,produktifitas tinggi.
1.Aktif, kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
3.Terampil dan cekatan dalam melaksanakan tugas.







BAB IV
PENUTUP
4.1  Simpulan
Berdasarkan pengamatan pada praktik pelatihan kepemudaan tentang pelatihan pemberdayaan Kambing etawa (PE) kepala hitam  dapat dikatakan bahwa semua warga belajar Desa Tanggaran memiliki unjuk kerja yang baik, tidak produktifitas yang tinggi, memiliki kekompakan antar warga, cukup cekatan, dan mempunyai jiwa leader ship.
                   Dalam pelaksanaan praktik/pelatihan pemberdayaan ternak kambing etawa (PE) kepala hitam  yang dilaksanakan selama enam hari tersebut tidak banyak mengalami kendala yang berarti atau dengan kata lain dapat dikatakan sukses digelar, hal ini dikarena dukungan dari warga belajar yang sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pelatihan, serta peran serta Bapak Kepala Desa beserta perangkat Desa Tanggaran yang sangat proaktif dalam membantu kegiatan pelatihan kepemudaan tersebut serta peran dari Bapak Lasman sebagai salah satu pioner peternak kambing etawa (PE) yang ada di Desa Tanggaran dan bantuan dari tokoh lingkungan yaitu Bapak Sadiman yang terus memberi motivasi kepada para warga belajar. 
4.2  Saran
4.2.1  Untuk Warga Belajar Desa Watuagung
          Dalam kehidupan yang serba sulit ini diharapkan Warga desa Tanggaran tidak patah semangat dan dapat menekuni serta menyukai apa yang sudah dimiliki saat ini berupa ketrampilan, kemampuan dan keahlian yang nantinya dapat dikembangkan dan ditularkan pada orang lain dengan hati yang tulus dan iklas guna membangun desa tercinta kearah yang lebih baik serta ikut mensukseskan gerakan kembali ke desa yang sudah digaungkan pemerintah sejak beberapa tahun yang lalu.
                               Kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki hendaknya terus ditingkatkan dan ditularkan pada orang lain sehingga nantinya bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun juga  bermanfaat bagi orang lain, bangsa dan negara pada umumnya.
4.2.2  Untuk Kepala Desa dan Perangkat Desa
            Dengan adanya pelatihan singkat tentang pemberdayaan kambing etawa (PE) kepala hitam  ini diharapkan kepada Kepala Desa Tanggaran Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek beserta jajarannya bisa menjadi pelecut dan inspirasi untuk lebih tanggap akan potensi yang dimiliki oleh Desa baik potensi Sumber Daya Alam (SDA) ataupun potensi Sumber Daya Manusia (SDM).
            Keberadaan kedua potensi tersebut (SDA dan SDM) apabila diperhatikan dengan sungguh-sungguh bukan tidak mungkin bisa menjadi sebuah lapangan kerja baru yang menjanjikan dan nantinya bisa menjadi kontribusi bagi pembagunan desa dan pendapatan rumah tangga.
Diharapkan pula kepada Kepala Desa sebagai pemegang otoritas tertinggi di desa beserta perangkatnya mampu menghandle, merangsang, molokalisir, serta mengeliminir setiap kegiatan kepemudaan yang diselenggarakan di Desa Tanggaran dengan melibatkan organisasi kepemudaan yang ada di Desa Tanggaran yaitu Karang Taruna.                                             Keberadaan organisasi yang dalam hal ini sebagai wadah bagi para pemuda yang ada di Desa Tanggaran jangan hanya sebatas Organisatoris, tetapi juga merupakan organisasi yang mampu menampung aspirasi, memberi, dan mengapresiasi setiap kegiatan kepemudaan sehingga nantinya  mampu menjadi sebuah organisasi kebanggaan bagi pemuda di Desa Tanggaran.
Bentuk kerjasama dengan pihak-pihak yng terkait seperti kementerian Peternakan juga sangat diharapkan guna
4.2.3.  Tindak Lanjut
     Untuk mendorong terus tumbuh berkembangnya peternakan warga  yang ada sekarang ini menjadi peternakan yang lebih besar memang diperlukan aspek finansial yang cukup besar dan juga kemampuan managerial yang baik, disamping itu pula kemapuan memahami situasi pasar juga diperlukan.
     Untuk itulah peran serta dan campur tangan semua pihak terkait sangat diperlukan, baik Kepala Desa Tanggaran, Camat Pule, Kementerian Peternakan maupun Kementerian UKM guna mendapatkan kredit lunak usaha bagi peternak.



DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah , 2002, Pendekatan Konstektual (Contextual Teacing and Learning), Jakarta.
Hatimah Ihat, dkk, 2008, Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan. Jakarta.
Blakely, J. 1998, Gajah Mada Univesity Pess. Pengantar Peternakan
Daerah Tropis.