LAPORAN
PRAKTIK PEMBINAAN PROGRAM KEPEMUDAAN
TENTANG
PELATIHAN
BUDIDAYA PE
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
Yang Dibimbing Oleh Bapak Drs. Sunarto
Hapsoyo, M.Pd
Oleh
NAMA : -
NIM
:
-
KELAS : VII
/ A
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ MALANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI S-1 PGSD
KELOMPOK BELAJAR DINAS
PENDIDIKAN KABUPATEN TREN
LEMBAR PENGESAHAN
Judul :
“PRAKTIK PEMBINAAN PROGRAM KEPEMUDAAN TENTANG PELATIHAN BUDIDAYA KAMBING ETAWA (PE)”
Disusun Oleh :
Nama : -
NIM : -
Kelas : VII / A
Pokjar : Dinas Pendidikan Kabupaten
Trenggalek
UPBJJ-UT : Malang
Laporan ini telah diterima dan disahkan oleh tutor
mata kuliah Pembelajaran
Berwawasan Kemasyarakatan pada :
Hari :
………………………………
Tanggal : ………………………………
Sebagai persyaratan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan Program S1 PGSD Guru
Kelas Swadana Pokjar Dinas Pendidkan Kabupaten Trenggalek UPBJJ-UT Malang Tahun Akademik 2010.1
Telah diperiksa dan disetujui oleh:
Instuktur Mata Kuliah
Pembelajaran Berwawasan
Kemasyarakatan
Drs. Sunarto
Hapsoyo, M.Pd
NIP.
Mengesahkan,
Kepala UPBJJ-UT Malang
Kepala UPBJJ-UT Malang
Prof. Drs. Gatot Muhsetyo, M.Sc.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Adanya penetapan kebijakan
diberlakukannya otonomi daerah, setiap daerah
didorong untuk mampu mengembangkan komoditas unggulan sebagai sumber pemasukan
bagi pendapatan asli daerah. Salah satu komoditas yang digencarkan pemerintah
melalui Kementerian Petenernakan adalah pada subsektor peternakan
khusunya peternakan kambing.
Indikator peningkatan pembangunan
subsektor peternakan ini dapat dilihat dengan adanya indikasi bertambahnya
populasi ternak pada komoditas yang ada. Menurut BPS Peternakan (2010)
penyebaran populasi ternak (kambing) dari tahun ke tahun umumya terjadi
peningkatan.
Berdasarkan jumlah populasi dari
tahun per tahun di provinsi Jawa Timur ini masih terbuka lebar potensi untuk dikembangkannya
sektor peternakan khususnya kambing.
Berdasarkan klasifikasi biologinya,
kambing digolongkan dalam kerajaan animalia, filum cordata, kelas
kelompok mamalia, ordo Arthodactyla, famili Bovidae, sub famili Caprinae
dan genus Capra. Berkembanganya tipe kambing diklasifikasikan
berdasarkan produk utamanya seperti kambing tipe perah, tipe potong, tipe
dwiguna ( gabungan tipe potong dan perah) yang disebut sebagai kambing etawa
PE.
Kambing jenis PE ini merupakan kambing unggul asal Indonesia,
hasil persilangan antara kambing kacang lokal dengan kambing Jamnapari asal
India. Kambing PE memiliki kemampuan memproduksi susu sebanyak 1,5-3 liter per
hari. Dengan kemampuan produksi susu tersebut maka kambing perah PE cukup signifikan
untuk dikembangkan sebagai ternak unggulan. Selain itu, kambing PE pun sangat
adaptif dengan topografi Kabupaten Trenggalek khususnya. Kambing jenis ini dapat dengan mudah beradaptasi
dengan kondisi iklim dan lingkungan.
Produksi daging kambing PE lebih tinggi
dibandingkan dengan kambing kacang. Bobot badan Kambing PE jantan dewasa antara
65 – 90 kg dan yang betina antara 45 – 70 kg, dengan produksi susu bisa
mencapai 1 – 3 liter/hari. Dalam pemeliharaannya kambing jenis PE
ini tidak memerlukan lahan luas dan pembudidayaannya relatif mudah.
Kambing
jenis PE juga sangat prospektif untuk usaha pembibitan. Harga anak kambing PE
bisa 3 – 5 kali lipat harga anak kambing lokal. Kambing PE beranak pertama kali
pada umur 16 – 18 bulan dan dalam waktu 2 tahun bisa beranak 3 kali jika
diusahakan secara intensif dengan hasil anak kembar 1 – 3 ekor/induk. Atau
dengan kata lain, kambing jenis ini memiliki produktivitas biologis yang cukup
tinggi, yaitu 8-28% lebih tinggi dibandingkan sapi. Jumlah anak per kelahiran (litter
size) bervariasi 1 sampai dengan 3 ekor dengan tingkat produksi susu
yang melebihi dari kebutuhan untuk anaknya, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
produk komersial dan tidak mengganggu proses reproduksinya.
Pada umumnya, pemeliharaan kambing
jenis etawa PE ini masih dengan cara yang sangat sederhana yaitu di setiap halaman
samping rumah dengan pola pemberian pakan yang tidak sesuai antara umur,berat
badan tenak dengan kualitas dan kuantitas dari pada pakan tersebut. Atau dengan
kata lain peternak hanya memberikan pakan seadanya (rumput hijau) tanpa adanya
selingan penambahan vitamin dan zat gizi lainnya, seperti halnya yang terjadi
di Desa Tanggaran Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek. Setiap keluarga pada umumnya memiliki 1 – 4 ekor kambing
dan dipelihara dengan dikandangkan di samping rumah dan digembalakan di areal
bekas panen atau lahan sawah.
Padahal
jika kita lihat potensi kabupaten Trenggalek atau pada skup kecil potensi yang
ada di Desa Tanggaran Kecamatan Pule sangat mendukung untuk usaha peternakan
kambing jenis ini. Potensi kelayakan tempat yaitu berupa kontur wilayah Desa
Tanggaran Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek yang berhawa sejuk adalah sangat
cocok untuk untuk dilakukannya
peternakan kambing jenis PE dalam skala besar maupun skala rumahan ( kecil dan
menengah) dan potensi ketersediaan pakan ternak yang melimpah. Akan sangat merugi
bila tidak ada sebuah upaya pemberdayaan[1] masyarakat
Desa Tanggaran untuk memlihara kambing jenis Etawa PE ini.
Menyimak dan memperhatikan sekilas paparan di atas, akhirnya muncullah gagasan untuk melakukan sebuah pemberdayaan melalui sebuah pusat pelatihan kepemudaan mengenai upaya pemberdayaan kambing jenis PE pada masyarakat Desa Taggaran Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek. Pelatihan pemberdayaan pemeliharaan kambing etawa PE ini akan di fokuskan pada para pemuda yang ada di Desa Tanggaran tepatnya berlokasi yang berlokasi di RT. 07 RW 02 Dusun Krajan Desa Tanggaran dengan subyek pelatihan yaitu para pemuda usia produktif.[2]
Menyimak dan memperhatikan sekilas paparan di atas, akhirnya muncullah gagasan untuk melakukan sebuah pemberdayaan melalui sebuah pusat pelatihan kepemudaan mengenai upaya pemberdayaan kambing jenis PE pada masyarakat Desa Taggaran Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek. Pelatihan pemberdayaan pemeliharaan kambing etawa PE ini akan di fokuskan pada para pemuda yang ada di Desa Tanggaran tepatnya berlokasi yang berlokasi di RT. 07 RW 02 Dusun Krajan Desa Tanggaran dengan subyek pelatihan yaitu para pemuda usia produktif.[2]
1.2
Tujuan Umum Pelatihan Pemberdayaan Kambing PE Kepala Hitam
Setelah pelatihan selesai diharapkan
para pemuda yang ada di Desa Tanggaran
Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek dapat meningkatkan potensi desa
khususnya sektor peternakan subsektor peternakan kambing unggulan yaitu kambing jenis etawa (PE) kepala
hitam yang ada di desa Tanggaran secara memadai atau maksimal, serta guna
mengembangkan jiwa kreatif, inovatif, wirausahawan, kepeloporan, dan
kepemimpinan para pemuda Desa Tanggaran sebagai bekal ketrampilan dalam
membangun desa.
1.3
Tujuan Khusus Pelatihan Pemberdayaan kambing etawa (PE) kepala hitam
1.
Setelah pelatihan para pemuda (masyarakat) Desa Tanggaran dapat memahami dan menganalisis
kelayakan usaha Kambing Etawa (PE) kepala hitam dari berbagai sudut pandang.
2.
Memberi wawasan tentang pemberdayaan Peternakan
Unggulan yaitu kambing PE kepala hitam
dari aspek kelayakan finansial dan non finansial (aspek pasar/penjualan, ketrsedian
pakan, manajemen, tenaga, dan lingkungan yang mendukung)
3.
memberi wawasan dan pencerahan mengenai teknologi budidaya kambing PE terhadap
perubahan dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi manfaat dan biaya dari
usaha tersebut.
4. dapat memelihara kambing etawa dari
proses pembibitan sampai pembesaran.
1.4 Alasan dan Manfaat Pelatihan
Alasan
pemilihan lokasi dan jenis Pelatihan Kepemudaan pemberdayaan kambing etawa (PE)
jenis kepala hitam di Desa Tanggaran RT.
07 RW. 02 Dusun Krajan dikarena dusun tersebut memiliki potensi pengembangan
ternak kambing PE untuk sekala besar.
Manfaat
yang dapat diperoleh berdasarkan tujuan diatas adalah sebagai berikut :
1.4.1.
Bagi penulis
Merupakan
suatu kesempatan untuk mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu dan pengetahuan
yang diperoleh di kampus Universitas Terbuka dan juga sebagai sarana sosialisasi
tentang teknologi pemeliharaan kambing etawa PE di Desa Tanggaran Kecamatan
Pule Kabupaten Trenggalek.
1.4.2. Bagi masyarakat dan desa tempat
pelatihan
Praktik pelatihan pemberdayaan
ternak kambing etawa (PE) ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain
sebagai berikut :
1. Dapat memberikan informasi / wawasan /
pencerahan mengenai cara pemeliharaan/ budidaya kambing etawa (PE) kepala hitam.
2. Memberikan
informasi/wawasan/pencerahan mengenai sisi ekonomi dari pemeliharaan kambing etawa.
3. Sebagai
salah satu usaha yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan
perbaikan ekonomi masyarakat Desa Tanggaran Kecamatan Pule Kabupaten
Trenggalek.
BAB II
PELAKSANAAN
PROGRAM
2.1 Susunan Keanggotaan Pusat Pelatihan:
1.
Pelindung :
1. Bapak
Jemiyo selaku Kepala Desa Tanggaran
2.
Bapak Sadiman sebagai tokoh lingkungan.
2.
Ketua Pasat Pelatihan:
Bapak Laman
3.
Anggota Pelatihan/ Warga Belajar
1. Saeno
2. Sumardi
3. Edy Mulyono
4. Agus Mulyono
5. Tabri
6. Saelan
7. Kasdi
8. Jemari
9. maryoto
10. Lamijo
2.2
Tempat dan Waktu Pelaksanaan
2.2.1.
Tempat Pelaksanaan
Praktik pembinaan program kepemudaan
pemberdayaan ternak kambing etawa (PE) kepala hitam ini diselenggarakan di
rumah Bapak Laman selaku ketua dari pusat pelatihan dan juga salah satu
peternak sukses dengan alamat beralamat di Dusun Krajan RT.07 RW.02 Desa
Tanggaran Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek.
2.2.2. Waktu Pelaksanaan.
Kegiatan
ini dilaksanakan selama delapan hari (terhitung
dari mulai sosialisai sampai kegiatan praktek) yaitu tanggal 24 Mei 2010 sampai
dengan 2 Juni 2010, pada pukul 9.00 WIB sampai selesai, dengan alokasi waktu
sebagai berikut:
a. Jadwal sosialisasi program praktik pemberdayaan
kambing etawa (PE)
No
|
Perte-muan
|
Hari/Tanggal
|
Tempat
|
Materi
|
Waktu
|
1.
|
-
|
senin,
24 Mei 2010
|
Balai Desa Tanggaran
|
· Konsultasi tentang persiapan pelaksanaan program dengan kepala
Desa Tanggaran.
· mengurus
perijinan/ pengajuan proposal untuk mengadakan pelatihan kepemudaan pada
Kepala Desa Tanggaran.
|
2 jam
|
2.
|
-
|
Selasa, 25 Mei 2010
|
Kantor UDP Kec. Pule
|
· Konsultasi dengan pejabat pendidikan luar sekolah tentang
pelaksanaan program praktek pemberdayaan etawa (PE)
|
2 jam
|
3.
|
-
|
Rabu, 26 Mei 2010
|
Rumah Bpk.laman
|
· Penjaringan warga belajar yang akan dibina.
|
2 jam
|
4.
|
-
|
Kamis, 27 Mei 2010
|
Rumah Bpk. Laman
|
· Pendatan
ulang WB
· Visitasi
program meliputi:
a. Penjelasan
secara rinci tentang kambing etawa PE kepala hitam dari berbagai
tinjauan/aspek.
b. Penjelasan
dan gambaran tentang pembuatan kandang, estimasi biaya yang dibutuhkan
untuk pembuatan kandang dan penyediaan bibit
kambing, beserta analisa asumsi keuntungan.
c. Penjelasan
tentang penyediaan pakan ternak yang bermutu(cukup nutrisi)
d. Penjelasan
tentang prospek/pangga pasar ternak dari kambing etawa(PE).
|
2 jam
|
b. Jadwal Pelaksanaan Praktek Warga Belajar
No
|
Perte-muan
|
Hari/Tanggal
|
Tempat
|
Materi
|
Waktu
|
1.
|
I
|
Sabtu,
29
Mei 2010
|
Rumah
P.Laman
|
· Orientasi
lapangan berupa melihat langsung Peternakan milik P. Laman dilanjutkan pratik
membuat kandang kambing etawa (PE).
|
5
jam
|
2.
|
-
|
Minggu,
30 Mei 2010
|
-
|
Praktik diliburkan
|
-
|
3.
|
II
|
Senin,
31
Mei 2010
|
Rumah
P.Laman
|
1.Melajutkan
Pembuatan kandang yang belum selesai.
2.evaluasi
hasil
|
5
jam
|
4.
|
III
|
Selasa,
1
Juni 2010
|
1.pratik
mengenai cara pemeliharaan kambing etawa yang meliputi: pencampuran pakan/
kombinasi pakan, pemberian pakan pada ternak, cara pembersihan kandang
disertai penjelasan mengenai ciri bibit unggul, ciri hewan yang sedang
sakit,tidakan prefentif dan cara penyembuhannya.
2.evaluasi
hasil.
|
5
jam
|
|
5.
|
IV
|
Rabu
, 2
Juni 2010
|
Rumah
Laman
|
1Praktik
pelatihan tata cara mengawinkan kambing, serta cara memerah susu kambing
etawa.
2.evaluasi
hasil
3.Perpisahan
dengan Warga Belajar
|
5
jam
|
2.3. Materi Pelatihan
/ Kegiatan
2.3.1 Gambaran Usaha Ternak Kambing etawa
(PE) Kepala Hitam
1. Faktor Teknis
Populasi kambing di
Indonesia saat ini mencapai 7 juta ekor. Jumlah ini 76% diantaranya berada di
Pulau Jawa. Kambing umumnya dipelihara dengan cara yang sangat sederhana di
setiap rumah tangga pedesaan seperti halnya masyarakat Desa Tanggaran. Setiap
keluarga pada umumnya memiliki 1 – 3 ekor kambing etawa (PE) kepala hitam yang
dipelihara dengan dikandangkan di samping rumah dan digembalakan. Pakan yang
diberikan setiap hari berasal dari rumput yang ada di seputar rumah.
2.
Secara teoritis
(1) Kambing etawa PE dapat menghasilkan 2 – 5 (jika
sudah dewasa) anak setiap tahu tahun. Reproduksi kambing dipengaruhi oleh tingkat
kecukupan gizi yang ada.(2) Kebutuhan pakan kambing dipenuhi dengan rumput,
selain rumput kambing juga memerlukan makanan tambahan berupa biji-bijian,sentrat,dedak,
dan lain-lain untuk mempercepat pertumbuhannya. (3) Permintaan akan daging dan
susu kambing yang masih sangat tinggi dan pemenuhan pasar sangat rendah.
3. Alternatif Lokasi
Lokasi yang ideal bagi
peternakan kambing PE adalah pada daerah dengan dukungan sarana transportasi
yang memadai, bersuhu sejuk (sekitas 20 C) atau pada daerah dengan ketinggian
dari permukaan laut lebih dari 600 m, dengan ketersediaan air bersih yang
cukup. Wilayah pengembangannya adalah pada daerah dengan lama periode kering
tidak lebih dari 4 bulan, sehingga ketersediaan hijauan dapat lebih terjamin[3].
Berdasarkan persyaratan
tersebut, maka Desa Tanggaran Kecamatan Pule merupakan salah satu lokasi
potensial untuk pengembangan peternakan etawa PE kepala hitam
4. Pembiayaan dan Kelayakan Investasi Peternakan
Kambing Etawa (PE) Kepala Hitam
Investasi tetap yang diperlukan dalam
pegembangan ternak kambing PE meliputi bangunan kandang, pembelian bibit betina
dan jantan, sewa lahan[4],dan
lain-lain. Sedangkan biaya operasional yang diperlukan dan dikeluarkan setiap
tahunnya mencangkup biaya, pakan, obat, peralatan dan lain-lain.
Struktur
pembiayaan dan investasi diperlihatkan dalam data di bawah:
a.
Estimasi Input-Output Usaha Ternak Kambing Etawa PE Kepala Hitam(rupiah/ 2 tahun) Mulai awal Pembuatan Kandang.
1. Kangdang.[5]
·
Esbes 2m, 8 lembar Rp. 350.000,00
·
Usuk Rp. 50.000,00
·
Reng Rp. 50.000,00
·
Bambu untuk alas dan penutup samping Rp.
25.000,00
·
Paku Rp. 10.000,00
·
Bata untuk dasaran Rp. 150.000,00
·
Pasir untuk dasaran Rp. 100.000,00
·
Semen 3 sak Rp. 150.000,00
·
Kawat kasa sebagai (penyaring kotoran) Rp.
100.000,00
Rp. 985.000,00
2. Bibit 5 ekor X @ Rp.900.000[6] Rp.4.500.000,00
3. Pakan[7] Rp. 800.000,00
Ø Total pengeluaran ( kandang+bibit+pakan) Rp 6.285.000,00
4. Asumsi penjualan ternak[8] setelah
dipelihara 2 tahun adalah:
1.Penjualan susu =Rp. 500.000,-
2.Penjualan betina afkir 4 ekor X @ Rp.2.500.000 =Rp. 10.000,000,-
3.Penjualan jantan afkir 1 ekor = Rp. 3.000.000,-
4.Penjualan anak = Rp 3.000.000,-
6.Penjualan pupuk = Rp. 100.000,-
Total Penjualan = Rp. 16.600,000,-
1.Penjualan susu =Rp. 500.000,-
2.Penjualan betina afkir 4 ekor X @ Rp.2.500.000 =Rp. 10.000,000,-
3.Penjualan jantan afkir 1 ekor = Rp. 3.000.000,-
4.Penjualan anak = Rp 3.000.000,-
6.Penjualan pupuk = Rp. 100.000,-
Total Penjualan = Rp. 16.600,000,-
5. laba bersih selama 2 tahun = Rp. 16.600.000,00
– 6.285.000,-
= Rp.10.315.000,00
6. Laba per bulan[9]
= Rp.
430.000,-
b. Peluang Usaha Bagi Peternak Kambing
Etawa (PE)
Dari
hasil analisis biaya dan investasi tersebut di atas, ternyata usaha peternakan
kambing etawa (PE) kepala hitam dengan air susunya adalah Iayak secara teknis,
ekonomis dan finansial untuk diterapkan/dilakukan di Desa Tanggaran Kecamatan
Pule Kabupaten Trenggalek dan bila digeluti sungguh-sungguh dengan disertai
sistem pemeliharaan yang intensif berupa penerapan teknologi sederhana berupa
pembuatan kandang yang bersifat permanen dan hygines serta pemberian pakan yang
seimbang, sehingga kematian anak dapat ditekan, reproduksi menjadi lebih baik
membuat usaha ini dapat berjalan lebih efisien akan dapat menguntungkan bagi
peternak Desa Tanggan.
Untuk ekspansi usaha bagi peternak tentunya terbatas, khususnya dalam hal pengadaan modal kerja. Dalam hal ini ada peluang bagi masyarakat Desa Tanggaran yang sangat terbuka lebar dengan membuat kemitraan usaha melalui sistem kelompok ternak yang yang dalam hal ini diketuai oleh Bapak Laman,
Untuk ekspansi usaha bagi peternak tentunya terbatas, khususnya dalam hal pengadaan modal kerja. Dalam hal ini ada peluang bagi masyarakat Desa Tanggaran yang sangat terbuka lebar dengan membuat kemitraan usaha melalui sistem kelompok ternak yang yang dalam hal ini diketuai oleh Bapak Laman,
2.3.2
Pemeliharaan Kambing Etawa (PE)
a. Ciri-ciri Kambing Etawa
1. Postur tubuh tinggi, untuk ternak jantan dewasa
gumba/pundak 90 – 110 cm dan betina 70 – 90 cm. Kaki panjang dan bagian paha
ditumbuhi bulu/rambut panjang,
2. Profil (bagian
atas hidung) tampak cembung
3. Telinga panjang
(25 – 40 cm) terkulai ke bawah
4. Warna bulu umumnya
putih dengan belang hitam atau coklat. Tetapi ada juga yang polos putih, hitam
atau coklat.
b. Pemilihan Bibit
1. Bibit Kambing PE
yang baik
• Sehat, tidak cacat fisik dengan nafsu makan besar dan aktif
• Bulu bersih dan mengkilat
• Dada lebar dan dalam, kaki kurus dan kuat
• Berasal dari keturunan kembardan induk tidak sedarah
• Sehat, tidak cacat fisik dengan nafsu makan besar dan aktif
• Bulu bersih dan mengkilat
• Dada lebar dan dalam, kaki kurus dan kuat
• Berasal dari keturunan kembardan induk tidak sedarah
2. Bibit Kambing PE jantan
yang baik
• Postur tubuh tinggi besar dan gagah
• Kaki panjang dan tumit tinggi
• Alat kelamin normal dan nafsu sex besar
• Postur tubuh tinggi besar dan gagah
• Kaki panjang dan tumit tinggi
• Alat kelamin normal dan nafsu sex besar
3. Bibit Kambing PE
betina yang baik
• Bersifat keibuan dan pandai mengasuh anak
• Alat kelamin normal
• Mempunyai ambing yang simetris, kenyal dan tidak ada bekas luka
• Bersifat keibuan dan pandai mengasuh anak
• Alat kelamin normal
• Mempunyai ambing yang simetris, kenyal dan tidak ada bekas luka
c.
Perkembangbiakan
Perkawinan dapat menghasilkan
kebuntingan bila dilakukan pada saat kambing betina dalam keadaan birahi.
Kambing betina birahi pertama pada saat umur 6 – 8 bulan tetapi belum dapat
dikawinkan menunggu dewasa tubuh pada umur 10 – 12. Sedangkan kambing jantan
sebaiknya dikawinkan setelah umur 12 bulan.
Ø Tanda – tanda birahi pada kambing
betina antara lain:
1.
Gelisah, tidak nafsu makan, ekor dikibas – kibaskan serta terus menerus mengembik.
2.
Alat kelamin bengkak, berwarna merah serta mengeluarkan sedikit
Lendir bening.
3. Masa birahi berlangsung selama 24 –
45 jam dan akan terulang dengan siklus 18 – 20 hari
Ø Bila kambing betina telah menunjukkan
gejala birahi maka sebaiknya segera dikawinkan. Perkawinan dapat dilakukan
dengan dua cara:
1.
Kawin alam
Kawin yang dilakukan dengan memasukkan
kambing betina ke
kandang pejantan selama 2 hari
2.
Kawin suntik / IB[10]
Kawin yang dilaksanakan dengan cara memasukkan sperma beku yang mutu genetiknya terjamin
Kawin yang dilaksanakan dengan cara memasukkan sperma beku yang mutu genetiknya terjamin
Ø Adapun ciri-ciri kambing bunting antara
lain:
1. Sejak dikawinkan gejala birahi tidak muncul lagi
2.Sikap tenang dan nafsu makan meningkat
3. Perut sebelah kanan membesar dan ambing turun
4. Suka menggesek-gesekkan badan ke dinding kandang
1. Sejak dikawinkan gejala birahi tidak muncul lagi
2.Sikap tenang dan nafsu makan meningkat
3. Perut sebelah kanan membesar dan ambing turun
4. Suka menggesek-gesekkan badan ke dinding kandang
Ø Kambing bunting sebaiknya dipelihara
terpisah dengan yang lain dengan cara memberi sekat agar tidak terganggu
kambing lain dan lantai kandang harus kuat agar kambing tidak terperosok atau
terpeleset.
Masa Bunting kambing selama 5 bulan, anak yang baru lahir segera disusukan pada induknya agar mendapatkan colostrum yang berguna bagi pembentukan kekebalan tubuh.
Anak kambing disapih pada umur 3 bulan dan induknya dapat dikawinkan lagi sehingga dalam waktu 2 tahun bisa beranak 3 kali.
Masa Bunting kambing selama 5 bulan, anak yang baru lahir segera disusukan pada induknya agar mendapatkan colostrum yang berguna bagi pembentukan kekebalan tubuh.
Anak kambing disapih pada umur 3 bulan dan induknya dapat dikawinkan lagi sehingga dalam waktu 2 tahun bisa beranak 3 kali.
d. Pakan Ternak Kambing.
Secara umum ternak
kambing setiap hari membutuhkan pakan hijauan sebanyak 10 % dari bobot badan,
tetapi dalam pemberiannya 2 kali lipat karena kambing bersifat pemilih.
Pemberian dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari.
Pemberian konsentrat
diberikan untuk menambah dan melengkapi kebutuhan gizi dengan jumlah 1% dari
bobot badan. Pemberian konsentrat dilakukan pada pagi hari. Untuk mencukupi
kebutuhan mineral maka diberikan garam dapur yang ditempatkan pada wadah khusus
yang ditempatkan pada wadah khusus dan kambing akan menjilati sesuai kebutuhan
Kondisi Pertumbuhan
|
Jumlah Pemberian
(kg/ekor)
|
|||
Konsentrat
|
Ampas tahu
|
Rumput
|
Dedaunan
|
|
Kambing laktasi
|
0,5
|
3
|
5
|
2
|
Induk bunting
|
0,25
|
3
|
5
|
2
|
Pejantan
|
0,5
|
3
|
6
|
4
|
anak > 8 bulan
|
0,25
|
1,5
|
2,5
|
2
|
Anak 5-8 bulan
|
0,1
|
1
|
1,5
|
1
|
Tabel 1. Jumlah Pemberian Pakan Berdasarkan Kondisi
Pertumbuhan Kambing[11]
e.
Perkandangan.
Kandang kambing PE
idealnya berbentuk panggung dengan lantai dari lajur bambu atau papan yang
dipasang berjajar dari depan ke belakang. Antara lajur diberi sela 1,2 cm agar
kotoran serta kaki tidak terperosok. Kebutuhan ruang kandang kambing jantan
dewasa 1,5 m x 1,5 m/ekor dan betina 1,5 m x 1 m/ekor.
Gambar 2: Sketsa kandang kambing 1
bujur(Jemari/ 7B)
f.
Produksi Susu Kambing Etawa[12]
Produksi susu kambing PE
relatif tinggi dan berlebih jika hanya untuk mencukupi kebutuhan anak sehingga
dapat dimanfaatkan untuk manusia. Kandungan gizi susu kambing yaitu protein 3,7
%, lemak 4,1 %, gula 4,6 % dan mineral 0,80 %. Susu kambing juga mempunyai
khasiat sebagai berikut:
1. Membantu penyembuhan penyakit
paru-paru (TBC, asma, flek)
2. Mencegah osteophorosis
3. Menanggulangi penyakit gatal pada kulit
4. Meningkatkan pertumbuhan dan kecerdasan anak
5. Mengencangkan dan menghaluskan kulit
6. Menambah gairah seksual.
2. Mencegah osteophorosis
3. Menanggulangi penyakit gatal pada kulit
4. Meningkatkan pertumbuhan dan kecerdasan anak
5. Mengencangkan dan menghaluskan kulit
6. Menambah gairah seksual.
g.
Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Pada Ternak Kambing Etwa (PE)
1.
Kurap/kudis (scabies)
·
Penyebab : perasit kulit (termasuk kutu)
·
Tanda-tanda : gelisah karena gatal, bulu rontok
kulit merah dan menebal. Tempat yang sering di serang muka, telinga, pengkal
ekor, leher dll.
·
Pencegahan : kebersihan dan pemisahan ternak
sakit.
2. Kembung
Perut (Bloat/Thympani)
·
Penyebab : gas yang timbul oleh makanan (rumput
muda)
·
Tanda-tanda : perut sebelah kiri membesar, napas
pendek dan cepat, tidak mau makan.
·
Pencegahan : jangan diberi rumput muda,berikan
larutan gula merah dan asam jawa, keluarkan gas dengan cara mengurut-urut perut
kambing.
2.3.3 Kerangka
Pemikiran Operasional Peternakan Kambing Etawa PE
Berdasakan dari
beberapa asumsi-asumsi yang ada diatas dan berdasarkan keterangan langsung dari
Bapak Lasman sebagai salah satu pelopor dan peternak yang sudah sukses
kambing etawa (PE) kepala hitam dapat secara garis besar peternakan kambing
etawa dapat dagambarkan melaui diagram alur sebagai berikut:
Gambar
3: Kerangka pemikiran operasional bertenak kambing etawa (PE) kepala hitam
2.4
Strategi dan deskripsi jalannya kegiatan dari awal hingga akhir kegiatan
No
|
Perte-muan
|
Hari/Tanggal
|
Tempat
|
Materi
|
Waktu
|
1.
|
-
|
senin,
24 Mei 2010
|
Balai Desa Tanggaran
|
· Konsultasi tentang persiapan pelaksanaan program dengan kepala
Desa Tanggaran.
· mengurus
perijinan/ pengajuan proposal untuk mengadakan pelatihan kepemudaan pada
Kepala Desa Tanggaran.
|
2 jam
|
2.
|
-
|
Selasa, 25 Mei 2010
|
Kantor UDP Kec. Pule
|
· Konsultasi dengan pejabat pendidikan luar sekolah tentang
pelaksanaan program praktek pemberdayaan etawa (PE)
|
2 jam
|
3.
|
-
|
Rabu, 26 Mei 2010
|
Rumah Bpk.laman
|
· Penjaringan warga belajar yang akan dibina.
|
2 jam
|
4.
|
-
|
Kamis, 27 Mei 2010
|
Rumah Bpk. Laman
|
· Pendatan
ulang WB
· Visitasi
program meliputi:
a. Penjelasan
secara rinci tentang kambing etawa PE kepala hitam dari berbagai
tinjauan/aspek.
b. Penjelasan
dan gambaran tentang pembuatan kandang, estimasi biaya yang dibutuhkan
untuk pembuatan kandang dan penyediaan bibit
kambing, beserta analisa asumsi keuntungan.
c. Penjelasan
tentang penyediaan pakan ternak yang bermutu(cukup nutrisi)
d. Penjelasan
tentang prospek/pangga pasar ternak dari kambing etawa(PE).
|
2 jam
|
5.
|
I
|
Sabtu,
29
Mei 2010
|
Rumah
P.Laman
|
· Orientasi
lapangan berupa melihat langsung Peternakan milik P. Laman dilanjutkan pratik
membuat kandang kambing etawa (PE).
|
5
jam
|
6.
|
-
|
Minggu,
30 Mei 2010
|
-
|
Praktik diliburkan
|
-
|
7.
|
II
|
Senin,
31
Mei 2010
|
Rumah
P.Laman
|
1.Melajutkan
Pembuatan kandang yang belum selesai.
2.evaluasi
hasil
|
5
jam
|
8.
|
III
|
Selasa,
1
Juni 2010
|
1.pratik
mengenai cara pemeliharaan kambing etawa yang meliputi: pencampuran pakan/
kombinasi pakan, pemberian pakan pada ternak, cara pembersihan kandang
disertai penjelasan mengenai ciri bibit unggul, ciri hewan yang sedang
sakit,tidakan prefentif dan cara penyembuhannya.
2.evaluasi
hasil.
|
5
jam
|
|
9.
|
IV
|
Rabu
, 2 Juni 2010
|
Rumah
Laman
|
1Praktik
pelatihan tata cara mengawinkan kambing, serta cara memerah susu kambing
etawa.
2.evaluasi
hasil
3.Perpisahan
dengan Warga Belajar
|
5
jam
|
BAB III
TEMUAN DAN HASIL
3.1 Temuan /
Hasil Evaluasi Proses
3.1.1. Praktik Hari Pertama dan Kedua[13]
No
|
Nama
|
Evaluasi
proses
|
Jml
|
|||||||||||
Keaktifan
|
Kerja sama
|
Kebera-
nian
|
Produkti-
fitas[14]
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
|||
1.
|
Saeno
|
3
|
3
|
3
|
2
|
11
|
||||||||
2.
|
Sumardi
|
1
|
1
|
1
|
2
|
5
|
||||||||
3.
|
Edi
Mulyono
|
2
|
3
|
3
|
2
|
10
|
||||||||
4.
|
Agus
Mulyono
|
2
|
2
|
2
|
2
|
8
|
||||||||
5.
|
Tabri
|
1
|
1
|
1
|
1
|
4
|
||||||||
6.
|
Saelan
|
3
|
3
|
3
|
2
|
11
|
||||||||
7.
|
Kasdi
|
1
|
1
|
2
|
1
|
5
|
||||||||
8.
|
Jemari
|
2
|
3
|
3
|
3
|
11
|
||||||||
9.
|
Maryoto
|
1
|
2
|
2
|
2
|
7
|
||||||||
10.
|
Lamijo
|
2
|
2
|
3
|
3
|
10
|
*penilaian berdasarkan pengamatan
praktik pertama pada hari kamis tanggal 29 & 31 Mei 2010
3.1.2. Pratik
Hari Ketiga
No
|
Nama
|
Evaluasi
proses
|
Jml
|
|||||||||||
Keaktifan
|
Kerja sama
|
Kebera-
nian
|
Produkti-
fitas
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
|||
1.
|
Saeno
|
3
|
3
|
3
|
3
|
12
|
||||||||
2.
|
Sumardi
|
2
|
2
|
2
|
2
|
8
|
||||||||
3.
|
Edi Mulyono
|
3
|
3
|
3
|
3
|
12
|
||||||||
4.
|
Agus Mulyono
|
3
|
2
|
3
|
2
|
10
|
||||||||
5.
|
Tabri
|
1
|
2
|
2
|
1
|
6
|
||||||||
6.
|
Saelan
|
3
|
3
|
3
|
3
|
12
|
||||||||
7.
|
Kasdi
|
2
|
2
|
2
|
2
|
8
|
||||||||
8.
|
Jemari
|
3
|
3
|
3
|
3
|
12
|
||||||||
9.
|
Maryoto
|
2
|
2
|
3
|
3
|
10
|
||||||||
10.
|
Lamijo
|
2
|
3
|
3
|
3
|
11
|
*penilaian berdasarkan pengamatan
praktik kedua pada hari Sabtu tanggal 1
Juni 2010
3.1.2. Pratik
Hari Keempat
No
|
Nama
|
Evaluasi
proses
|
Jml
|
|||||||||||
Keaktifan
|
Kerja sama
|
Kebera-
nian
|
Produkti-
fitas
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
|||
1.
|
Saeno
|
3
|
3
|
3
|
3
|
12
|
||||||||
2.
|
Sumardi
|
2
|
2
|
2
|
2
|
8
|
||||||||
3.
|
Edi Mulyono
|
3
|
3
|
3
|
3
|
12
|
||||||||
4.
|
Agus Mulyono
|
3
|
2
|
3
|
2
|
10
|
||||||||
5.
|
Tabri
|
1
|
2
|
2
|
1
|
6
|
||||||||
6.
|
Saelan
|
3
|
3
|
3
|
3
|
12
|
||||||||
7.
|
Kasdi
|
2
|
2
|
2
|
2
|
8
|
||||||||
8.
|
Jemari
|
3
|
3
|
3
|
3
|
12
|
||||||||
9.
|
Maryoto
|
3
|
3
|
3
|
3
|
12
|
||||||||
10.
|
Lamijo
|
3
|
3
|
3
|
3
|
12
|
*penilaian berdasarkan pengamatan
praktik ketika pada hari Senin tanggal 2 Juni 2010
Indikator
penilain evaluasi proses:
Keaktifan ====> Nilai : 1.
Pasif dalam mengikuti kegiatan
2.
Aktif dengan bimbingan tutor
3.
Aktif tanpa bimbingan tutor
Kerjasama ===> Nilai: 1.
Sulit bekerjasama
2.
Bisa bekerjasama
3.
Senang membantu teman
Keberaniaan ===> Nilai: 1.
Belum berani praktek
2.
Berani praktik dengan bimbingan tutor
3.
Berani praktik tanpa bimbingan tutor
Produktifitas ===> Nilai: 1.
Apabila 3X pratik belum berhasil
2.
Apabila 2X pratik belum berhasil
3.
Apabila 1X pratik belum berhasil
Skor nilai: 1. X 10 = 10 7. X 10 = 5
2.
X 10 = 9,2 8. X 10 = 4,2
3. X 10 = 8,3 9. X 10 = 3,3
4.
X 10 = 7,5 10. X 10 = 2,5
5. X 10 = 6,7 11. X 10 = 1,6
6.
X 10 = 5,8 12. X 10 = 0,8
Rentang nilai: 1. 9,2 – 10 = sangat baik
2. 8,3 – 9,1 = baik
3. 7,5 – 8,2 = cukup
4. 6,7 – 7,4 = kurang
5. 0
– 6,5 = sangat kurang
Skor / Rata-Rata =
Nilai Akhir = X
10
Hasil
akhir pengamatan praktik I, praktik II, dan praktik III adalah sebagai berikut:
No.
|
Nama
|
Praktik
I
|
Praktik
II
|
Praktik III
|
Jmlh
|
Skor
/
rata-rata
|
NA
|
Ket.
|
1.
|
Saeno
|
11
|
12
|
12
|
35
|
11,7
|
9,7
|
Sangat
baik
|
2.
|
Sumardi
|
5
|
8
|
8
|
21
|
7
|
5,8
|
Sangat
kurang
|
3.
|
Edi M.
|
10
|
12
|
12
|
34
|
11,3
|
9,4
|
Sangat
baik
|
4.
|
Agus M.
|
8
|
10
|
10
|
18
|
6
|
5,0
|
Sangat
kurang
|
5.
|
Tabri
|
4
|
6
|
6
|
16
|
5,3
|
4,4
|
Sangat
kurang
|
6.
|
Saelan
|
11
|
12
|
12
|
35
|
11,7
|
9,7
|
Sangat
baik
|
7.
|
Kasdi
|
5
|
8
|
8
|
21
|
7
|
5,8
|
Sangat
kurang
|
8.
|
Jemari
|
11
|
12
|
12
|
35
|
11,7
|
9,7
|
Sangat baik
|
9.
|
Maryoto
|
7
|
10
|
12
|
29
|
9,7
|
8,1
|
cukup
|
10.
|
Lamijo
|
10
|
11
|
12
|
33
|
11
|
9,2
|
Sangat baik
|
3.2. Temuan Hasil
Berdasarkan
pengamatan selama praktik yang diselengarakan selama 3 hari diperoleh gambaran
umum bahwasannya warga belajar telah
menguasai materi pelatihan. Hal ini dikarenakan pemeliharaan kambing bukanlah
hal yang asing bagi mereka, serta warga belajar mampu membuat kandang kambing
etawa (PE).
Hal tersebut tercermin dari kemampuan unjuk
kerja warga belajar dalam menyerap materi untuk diaplikasikan dalam praktik
langsung. Lebih rinci gambaran warga belajar dalam unjuk kerja adalah sebagai
berikut:
1. Mampu menyebutkan komposisi(kualitas),jumlah asupan
pakan berdasarkan berat badan ternak kambing etawa (PE) dengan benar.
2. Menjelaskan cara membuat kandang yang sehat
buat kambing dengan benar.
3. Menjelaskan langkah-langkah pemilihan bibit,
pengobatan, pemberian pakan ternak, pembersihan kandang beserta ternaknya dengan benar.
4. Mempraktiktakan cara-cara pencampuran pakan
dengan memperhatikan perbandingan komposisi zat pada pakan, jumlah pemberian
pakan sesuai berat badan hewan, cara
membersihkan kandang dan ternaknya dengan benar.
3.3.
Pembahasan
Berdasarkan
hasil pengamatan, secara garis besar para peserta pelatihan(warga Belajar)
mempunyai unjuk kerja yang baik, skill mumpuni serta aktif bertanya tentang
hal-hal yang belum mereka pahami kepada P. Lasman .
Adapun
secara detail gambaran dari unjuk kerja yang didasarkan pada evaluasi proses[15]
pada praktik pertama, kedua, dan ketiga adalah sebagi berikut:
1.
Saeno
Memiliki kerjasama yang sangat baik, dapat
aktif, memiliki jiwa kepemimpinan, bisa bekerja sama (team work) dan
memiliki keberanian dengan bimbingan tutorserta unjuk kerja yang baik.
2. Sumardi
Pasif
dalam mengikuti kegiatan, sulit bekerjasama, keberanian sangat kurang dan
produktifitas sangat rendah.
3. Edy
Mulyono
Memiliki
keaktifan, kerjasama, berani mencoba tanpa bimbingan tutor, namun dari segi
hasil / produktifitas agak rendah,memiliki jiwa wirausahawan yang tinggi.
4. Agus
Mulyono
Berani
mencoba, cukup aktif dalam selama praktik berlangsung, namun kurang bisa
bekerjasama dengan warga belajar yang lain serta dari segi produktifitas perlu
ditingkatkan.
5. Tabri
Sangat
pasif, kurang bisa bekerjasama atau kolektifitas perlu ditingkatkan, serta
perlu bimbingan tutor untuk pratik.
6. Saelan
Rajin,
aktif, mampu bekerjasama dengan warga belajar lain, serta memiliki keberanian
dan produktifitas yang tinggi..
7. Kasdi
Cukup berani dalam melakukan kegiatan praktik,
mempunyai namun dari sisi kerjama dan
produktifitas masih agak rendah, terbukti pencampuran pakan ternak kurang
sesuai dengan kandungan zat gizi dari masing-masing bahan.
8. Jemari
Mempunyai keberanian dan tanggung jawab yang tinggi, punya jiwa
leader ship, mampu bekerjasama.
9. Maryoto
Punya kemampuan awal yang kurang menyakinkan, akan tetapi pada
praktik hari ketiga terjadi peningkatan yang signifikan dalam hal
produktifitas, kerja sama atau dengan kata lain mampu mencerna materi dengan
baik.
10.Lamijo
Unjuk kerja meyakinkan, punya jiwa wirausaha yang tinggi, aktif
bertanya mengenai hal-hal yang kurang dimengerti.
3.4
Gambaran Keaktifan
Cara merespon / cara mempraktekkan
petunjuk yang diberikan dan antusiasme untuk datang mengikuti kegiatan.
No
|
Nama
|
Respon Materi
|
Antusiasme
|
1.
|
Saeno
|
1.Mudah menerima materi.
2.Dapat
mempratikkan dengan benar.
3.Hasil
kerja cukup bagus,produktifitas tinggi.
|
1.Aktif,
kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
3.Terampil dan cekatan dalam
melaksanakan tugas.
|
2.
|
Sumardi
|
1.Mudah menerima materi.
2.Dapat
mempratikkan dengan benar.
3.Hasil
kerja cukup bagus,produktifitas tinggi.
|
1.Aktif,
kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
3.Terampil dan cekatan dalam
melaksanakan tugas.
|
3.
|
Edy
Mulyono
|
1.Mudah menerima materi.
2.Dapat
mempratikkan dengan benar.
3.Hasil
kerja cukup bagus,produktifitas tinggi.
|
1.Aktif,
kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
3.Terampil dan cekatan dalam
melaksanakan tugas.
|
4.
|
Agus Mulyono
|
1.Mudah menerima materi.
2.Dapat
mempratikkan dengan benar.
3.Hasil
kerja cukup bagus,produktifitas tinggi.
|
1.Aktif,
kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
3.Terampil dan cekatan dalam
melaksanakan tugas.
|
5.
|
Tabri
|
1.Mudah menerima materi.
2.Dapat
mempratikkan dengan benar.
3.Hasil
kerja cukup bagus,produktifitas tinggi.
|
1.Aktif,
kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
3.Terampil dan cekatan dalam
melaksanakan tugas.
|
6.
|
Saelan
|
1.Mudah menerima materi.
2.Dapat
mempratikkan dengan benar.
3.Hasil
kerja cukup bagus,produktifitas tinggi.
|
1.Aktif,
kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
3.Terampil dan cekatan dalam
melaksanakan tugas.
|
7.
|
Kasdi
|
1.Mudah menerima materi.
2.Dapat
mempratikkan dengan benar.
3.Hasil kerja cukup bagus,produktifitas tinggi.
|
1.Aktif,
kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
3.Terampil dan cekatan dalam melaksanakan
tugas.
|
8.
|
Jemari
|
1.Mudah menerima materi.
2.Dapat
mempratikkan dengan benar.
3.Hasil
kerja cukup bagus,produktifitas tinggi.
|
1.Aktif,
kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
3.Terampil dan cekatan dalam
melaksanakan tugas.
|
9.
|
Maryoto
|
1.Mudah menerima materi.
2.Dapat
mempratikkan dengan benar.
3.Hasil
kerja cukup bagus,produktifitas tinggi.
|
1.Aktif,
kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
3.Terampil dan cekatan dalam
melaksanakan tugas.
|
10.
|
Lamijo
|
1.Mudah menerima materi.
2.Dapat
mempratikkan dengan benar.
3.Hasil
kerja cukup bagus,produktifitas tinggi.
|
1.Aktif,
kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
3.Terampil dan cekatan dalam
melaksanakan tugas.
|
BAB
IV
PENUTUP
4.1
Simpulan
Berdasarkan
pengamatan pada praktik pelatihan kepemudaan tentang pelatihan pemberdayaan
Kambing etawa (PE) kepala hitam dapat
dikatakan bahwa semua warga belajar Desa Tanggaran memiliki unjuk kerja yang
baik, tidak produktifitas yang tinggi, memiliki kekompakan antar warga, cukup cekatan,
dan mempunyai jiwa leader ship.
Dalam
pelaksanaan praktik/pelatihan pemberdayaan ternak kambing etawa (PE) kepala
hitam yang dilaksanakan selama enam hari
tersebut tidak banyak mengalami kendala yang berarti atau dengan kata lain
dapat dikatakan sukses digelar, hal ini dikarena dukungan dari warga belajar
yang sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pelatihan, serta peran
serta Bapak Kepala Desa beserta perangkat Desa Tanggaran yang sangat proaktif
dalam membantu kegiatan pelatihan kepemudaan tersebut serta peran dari Bapak
Lasman sebagai salah satu pioner peternak kambing etawa (PE) yang ada di Desa
Tanggaran dan bantuan dari tokoh lingkungan yaitu Bapak Sadiman yang terus
memberi motivasi kepada para warga belajar.
4.2 Saran
4.2.1 Untuk Warga Belajar Desa Watuagung
Dalam
kehidupan yang serba sulit ini diharapkan Warga desa Tanggaran tidak patah
semangat dan dapat menekuni serta menyukai apa yang sudah dimiliki saat ini
berupa ketrampilan, kemampuan dan keahlian yang nantinya dapat dikembangkan dan
ditularkan pada orang lain dengan hati yang tulus dan iklas guna membangun desa
tercinta kearah yang lebih baik serta ikut mensukseskan gerakan kembali ke desa
yang sudah digaungkan pemerintah sejak beberapa tahun yang lalu.
Kemampuan dan
ketrampilan yang dimiliki hendaknya terus ditingkatkan dan ditularkan pada
orang lain sehingga nantinya bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun
juga bermanfaat bagi orang lain, bangsa
dan negara pada umumnya.
4.2.2 Untuk Kepala Desa dan Perangkat Desa
Dengan adanya pelatihan singkat
tentang pemberdayaan kambing etawa (PE) kepala hitam ini diharapkan kepada Kepala Desa Tanggaran
Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek beserta jajarannya bisa menjadi pelecut dan
inspirasi untuk lebih tanggap akan potensi yang dimiliki oleh Desa baik potensi
Sumber Daya Alam (SDA) ataupun potensi Sumber Daya Manusia (SDM).
Keberadaan kedua potensi tersebut
(SDA dan SDM) apabila diperhatikan dengan sungguh-sungguh bukan tidak mungkin
bisa menjadi sebuah lapangan kerja baru yang menjanjikan dan nantinya bisa
menjadi kontribusi bagi pembagunan desa dan pendapatan rumah tangga.
Diharapkan
pula kepada Kepala Desa sebagai pemegang otoritas tertinggi di desa beserta
perangkatnya mampu menghandle, merangsang, molokalisir, serta mengeliminir
setiap kegiatan kepemudaan yang diselenggarakan di Desa Tanggaran dengan
melibatkan organisasi kepemudaan yang ada di Desa Tanggaran yaitu Karang
Taruna. Keberadaan
organisasi yang dalam hal ini sebagai wadah bagi para pemuda yang ada di Desa Tanggaran
jangan hanya sebatas Organisatoris, tetapi juga merupakan organisasi yang mampu
menampung aspirasi, memberi, dan mengapresiasi setiap kegiatan kepemudaan
sehingga nantinya mampu menjadi sebuah
organisasi kebanggaan bagi pemuda di Desa Tanggaran.
Bentuk
kerjasama dengan pihak-pihak yng terkait seperti kementerian Peternakan juga
sangat diharapkan guna
4.2.3. Tindak Lanjut
Untuk mendorong
terus tumbuh berkembangnya peternakan warga
yang ada sekarang ini menjadi peternakan yang lebih besar memang diperlukan
aspek finansial yang cukup besar dan juga kemampuan managerial yang baik,
disamping itu pula kemapuan memahami situasi pasar juga diperlukan.
Untuk itulah
peran serta dan campur tangan semua pihak terkait sangat diperlukan, baik
Kepala Desa Tanggaran, Camat Pule, Kementerian Peternakan maupun Kementerian
UKM guna mendapatkan kredit lunak usaha bagi peternak.
DAFTAR
PUSTAKA
Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah , 2002, Pendekatan Konstektual
(Contextual Teacing and Learning), Jakarta.
Hatimah
Ihat, dkk, 2008, Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan.
Jakarta.
Blakely, J. 1998, Gajah Mada Univesity Pess. Pengantar
Peternakan
Daerah
Tropis.